Rabu, 21 Mei 2025

Sejarah Singkat Masyarakat adat SALENA

Silahkan bagikan :
۞ السَّــــــلاَمُ عَلَيْــــــكُمْ وَرَحْمَــةُ اللــــهِ وَبَرَكَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه الرّحمٰن الرّحيـــــــــــــم ۞
-----------------------------------------------------------------------

 

Sejarah Singkat Masyarakat adat

To po Unde adalah merupakan bagian dari sub etnis Kaili di Sulawesi Tengah dengan berbahasa Unde yang komunitasnya tersebar dan bermukim diwilayah Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala dan Kota Palu.

 

Secara kewilayahan adat, Komunitas Unde memiliki kewilayahan adat dengan nama NGGOLO berada di Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta mendiami sebagian pegunungan Kamalisi (Gawalise) sejak turun temurun. Adapun sebaran komunitas masyarakat adat nggolo berada di 4 Boya yaitu di Kelurahan Buluri Dusun Salena Bolonggima Kota Palu, desa lumbumamara dusun walalero, desa salungkenu dusun duriamporanggu dan sebagian di desa powelua dusun pu’untana Kabupaten Donggala.

 

Secara umum, menurut kepercayaan masyarakat Adat Nggolo, bahwa proses penciptaan manusia pertama, berasal dari pegunungan yang disebut ULUJADI. ulujadi, sendiri, berasal dari dua kata yaitu ULU dan JADI yang berarti ULU adalah AWAL sedangkan JADI adalah KEJADIAN. Dan jika di gabungkan kedua kata tersebut mempunyai makna AWAL KEJADIAN. sehingga dapat dikatakan bahwa proses penciptaan manusia bahkan alam semesta ini berawal dari ulujadi itu sendiri.

Kemudian ada semacam falsafah yang hidup dan berkembang di masyarakat adat Nggolo yaitu “lndoku dunia umaku langi” yang bermakna dunia adalah Ibu dan langit adalah Bapak, falsafah ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap kehidupan duniawi (hubungan sosial dan alam) dan kehidupan dengan Sang Pencipta yang merupakan pemberi hidup.

 

Selanjutnya terkait dengan Kearifan lokal dalam pemperlakukan Alam sebagai bagian dari kehidupan sehari-harinya menjadi bagian yang tidak terpisah dari sistem kehidupan yang penting dan harus tetap hidup dan berkelanjutan keberadaannya dan dianggap memilki hak yang sama seperti manusia itu sendiri.

 

Filosofi tersebut juga ada pada konsep pertanian yang dapat di maknai dalam bentuk sederhana oleh masyarakat bermata pencaharian sebagai petani menganggap bahwa tumbuhan yang hidup di bumi (dunia) seperti jagung, padi dan sebagainya

merupakan anak dari bumi dan langit yang mana seperti penjelasan sebelumnya Bumi Sebagal Ibu dan Langit sebagai Bapak, datangnya hujan dari langit adalah merupakan bentuk pertanggungjawaban seorang bapak (langit) untuk menafkahi anak (hasil bumi) yang di asuh oleh lbu (Bumi/dunia), sehingga dapat dikatakan sebagai satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dari prinsip kehidupan orang Nggolo.


Sumber : DISINI


۞ الحمد لله ربّ العٰلمين ۞

-----------------------------------------------------------------------

0 comment:

Posting Komentar

۞ MEDIA - SOSIAL ۞